Surat kabar Yedioth Ahronoth, Senin (23/10/2023) melaporkan, bersamaan dengan penundaan terus menerus operasi darat ke Jalur Gaza, muncul krisis kepercayaan di antara PM Israel, dan para komandan militer. Juru bicara Angkatan Bersenjata Rezim Zionis, Laksamana Daniel Hagari, mengumumkan, pasukan Israel, siap melakukan operasi darat ke Gaza, dan mereka sedang menunggu perintah dari pejabat politik. Pada saat yang sama, Yedioth Ahronoth mengabarkan, "Selain masalah waktu operasi darat ke Gaza, kini muncul krisis antara Benjamin Netanyahu, dan Angkatan Bersenjata Israel, serta di dalam Kabinet Kecil (Kabinet Perang), dan Kabinet Besar (Kabinet Keamanan-Politik)." Menurut Yedioth Ahronoth, krisis ini dapat menjadi pukulan lain yang mengerikan bagi Israel, selain pukulan yang telah diterimanya pada 7 Oktober lalu. Krisis ini menciptakan hambatan bagi kemajuan perang. "Hubungan Benjamin Netanyahu, dengan Menteri Perang Israel, Yoav Gallant, saat ini tegang, dan masalah tersebut menjadi penghalang langkah bersama," imbuh koran Israel. Yedioth Ahronoth menjelaskan PM Rezim Zionis, dan para komandan militer senior rezim ini berseteru terkait masalah evaluasi, perencanaan dan pengambilan keputusan. Di sisi lain Radio Militer Israel mengabarkan, Tel Aviv, menyetujui permintaan Amerika Serikat, untuk menangguhkan operasi darat ke Gaza, sampai pasukan tambahan AS tiba. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, kata Yedioth Ahronoth, meyakini bahwa konsentrasi pada masalah tawanan lebih penting daripada operasi darat ke Gaza. (HS)
source : Parstoday
Monday
23 October 2023
3:42:12 PM
1404307
Media Rezim Zionis mengungkap perserteruan antara Perdana Menteri Israel, dengan para komandan rezim ini terkait rencana-rencana militer, sehingga memunculkan krisis kepercayaan.